Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Friday, April 9, 2010

Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Menurut pendapat sarjana Kern dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa kita berasal dari daratan Asia. Mula-mula nenek moyang kita mendiami daerah Yunnan (Cina Selatan), kemudian pindah ke selatan (India Belakang). Oleh suatu sebab yang belum diketahui hingga saat ini, mereka kemudian pindah lagi. Perpindahan tersebut diperkirakan terjadi antara tahun 2000 SM hingga tahun 300 SM dan berlangsung secara bergelombang. Gerak tujuan perpindahan mereka ke pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia. Pulau-pulau itulah yang kemudian menjadi tanah airnya yang terakhir. Dengan rakit dan perahu cadik mereka mengarungi lautan selatan yang luas dan akhirnya sampailah di tanah pusaka Nusantara.

Pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia tersebut lazim disebut dengan nama Austronesia (Austro = selatan, nesos = pulau). Bangsa yang mendiami daerah Austronesia di- sebut bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia mendiami daerah yang sangat luas yaitu meliputi daerah-daerah atau pulau-pulau yang membentang antara Madagaskar (sebelah barat) hingga Pulau Paska (sebelah timur)

dan antara Taiwan (sebelah utara) hingga Selandia Baru (sebelah selatan).

Bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia disebut Bangsa Melayu. Mereka adalah nenek moyang langsung bangsa Indonesia sekarang. Bangsa Melayu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Bangsa Proto Melayu (bangsa Melayu Tua) dan Bangsa Deutero Melayu (bangsa Melayu Muda).

a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)

Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/ jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya - Sumatra dan jalan timur, yaitu melalui Pilipina - Sulawesi Utara.

Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah kapak persegi dan kapak lonjong.

Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia. Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu, misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.

b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)

Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban mereka ditandai dengan kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari logam. Mula-mula dari perunggu dan kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka. Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut.



Baca juga ini:



No comments: